Dengan meningkatnya pariwisata di Jepang, mengetahui metode pembayaran yang tersedia dapat membuat perjalanan lebih lancar dan menyenangkan. Meskipun Jepang secara historis merupakan negara yang mengutamakan penggunaan uang tunai, dalam beberapa tahun terakhir, alternatif seperti kartu kredit dan uang elektronik semakin populer.
Selain itu, dengan berkembangnya mata uang digital, beberapa cryptocurrency, seperti Bitcoin, semakin mendapatkan tempat sebagai opsi pembayaran di toko-toko dan tempat wisata tertentu. Seperti yang disebut "meme coins", yang sering muncul dalam berita tentang cryptocurrency, juga sedang dipertimbangkan di beberapa lokasi. Tren ini menawarkan kemungkinan baru bagi para pelancong yang menguasai teknologi digital.
Namun, masih ada keunikan budaya dan perbedaan regional dalam metode pembayaran, yang dapat menimbulkan kebingungan bagi mereka yang mengunjungi Jepang untuk pertama kalinya. Dalam artikel ini, kami menjelaskan cara-cara pembayaran utama di negara ini, karakteristiknya, dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan pengalaman yang lebih nyaman.
Indeks Konten
Penggunaan Uang Tunai
Jepang secara luas diakui sebagai masyarakat yang menghargai uang tunai. Dibandingkan dengan negara lain, negara ini masih dalam proses penyesuaian dengan model tanpa uang tunai, yaitu tanpa uang fisik.
Ini terjadi karena membawa uang di Jepang aman akibat rendahnya tingkat kejahatan, selain menjadi praktik umum di kalangan penduduk yang lebih tua. Faktor lain yang berkontribusi pada budaya ini adalah kepercayaan terhadap efektivitas uang tunai, yang menghindari masalah seperti kegagalan pada terminal elektronik atau biaya tambahan.
Banyak tempat, seperti toko kecil, restoran, dan pasar terbuka, masih beroperasi secara eksklusif dengan uang tunai. Namun, untuk memudahkan akses ke uang tunai, ada mesin ATM yang tersebar di seluruh negara. Bank, pos, dan bahkan toko serba ada memiliki ATM yang beroperasi selama 24 jam.
Selain itu, para wisatawan, mereka dapat menarik uang menggunakan kartu asing di ATM Seven Bank dan pos Jepang (JP Bank), yang menawarkan menu dalam bahasa Inggris dan menerima merek seperti Visa, Mastercard, PLUS, dan Cirrus.

Kartu Kredit dan Debit
Kartu kredit juga banyak digunakan di Jepang, terutama di toko-toko besar dan jaringan hotel. Saat ini, diperkirakan sekitar 87% orang Jepang memiliki setidaknya satu kartu kredit.
Kartu diterima di sebagian besar restoran, supermarket, dan taksi, meskipun, dalam beberapa situasi, pembayaran tunai masih lebih disukai. Selain itu, inisiatif pemerintah untuk mendorong pembayaran digital telah meningkatkan penerimaan kartu di berbagai usaha kecil.
Kartu yang paling diterima di Jepang adalah Visa dan Mastercard, diikuti oleh kartu Jepang JCB. American Express dan Diners Club juga diterima di beberapa jaringan, tetapi mungkin tidak menjadi pilihan di toko-toko yang lebih kecil. Sementara itu, kartu UnionPay dari China semakin umum di toko elektronik besar dan pusat perbelanjaan akibat pertumbuhan pariwisata China di Jepang.
Kartu debit, seperti Visa Debit dan JCB Debit, juga mulai mendapatkan popularitas, tetapi penggunaannya masih lebih terbatas. Untuk wisatawan, penggunaan utama kartu debit adalah untuk penarikan uang tunai di mesin ATM.
Uang Elektronik dan Pembayaran melalui Kode QR
Jepang telah maju dalam penggunaan uang elektronik, terutama kartu IC yang digunakan dalam transportasi umum. Suica dan PASMO adalah kartu utama jenis ini dan dapat digunakan tidak hanya di kereta dan bus, tetapi juga di toko serba ada, mesin penjual otomatis, dan restoran cepat saji.
Untuk para wisatawan, ada versi kartu ini tanpa perlu deposit, seperti "Welcome Suica", yang memudahkan perolehan dan penggunaan sementara. Selain kartu transportasi, ada juga sistem uang elektronik prabayar lainnya, seperti Rakuten Edy, nanaco, dan WAON, yang menawarkan keuntungan seperti pengumpulan poin pada pembelian.
Metode pembayaran lain yang telah berkembang dengan cepat adalah QR Code. Layanan seperti PayPay dan LINE Pay semakin diterima, mendorong digitalisasi pembayaran di negara ini. Namun, bagi turis jangka pendek, sistem ini bisa lebih sulit digunakan karena kebutuhan untuk mendaftar dan menghubungkan dengan rekening bank lokal.
Pertumbuhan Cryptocurrency
Sejak revisi Undang-Undang Layanan Pembayaran pada tahun 2017, Jepang secara resmi mengakui Bitcoin dan cryptocurrency lainnya sebagai bentuk pembayaran yang sah. Ini mendorong munculnya platform yang teratur dan adopsi mata uang ini di beberapa tempat.
Namun, penerimaan cryptocurrency sebagai metode pembayaran masih terbatas. Beberapa toko elektronik, seperti Bic Camera, dan jaringan terpilih, seperti Megane Super, menerima pembayaran dengan Bitcoin, tetapi penggunaan sehari-hari masih belum umum. Dibandingkan dengan kartu kredit dan uang elektronik, adopsi cryptocurrency untuk pembelian sehari-hari sangat minim, dan banyak tempat lebih memilih bentuk pembayaran lainnya.
Pemerintah Jepang juga memberlakukan regulasi ketat untuk menjamin keamanan investor dan pasar keuangan, yang dapat membatasi pertumbuhan jenis pembayaran ini dalam jangka pendek. Meskipun demikian, struktur hukum yang ditetapkan menjadikan Jepang salah satu negara terkemuka dalam regulasi cryptocurrency.
Kesimpulan
Meskipun uang tunai masih mendominasi di Jepang, ada pertumbuhan signifikan dalam penerimaan pembayaran digital, terutama di pusat-pusat perkotaan besar. Kartu kredit diterima secara luas di toko-toko dan hotel, sementara uang elektronik dan Kode QR telah mendapatkan tempat dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, di daerah yang lebih terpencil dan tempat usaha yang lebih kecil, penggunaan uang tunai masih menjadi pilihan terbaik. Merencanakan cara pembayaran dengan baik sebelumnya dapat menghindari masalah selama perjalanan.
Memahami opsi yang tersedia dan beradaptasi dengan preferensi lokal akan memastikan pengalaman yang lebih lancar dan efisien saat mengunjungi Jepang. Gunakan informasi ini untuk membuat kunjungan Anda lebih nyaman dan tanpa khawatir tentang pembayaran.