Bahasa Jepang adalah bahasa yang penuh dengan keunikan, dan salah satunya adalah penanda yang disebut Dakuten (濁点) dan Handakuten (半濁点). Meskipun banyak pelajar bahasa Jepang menggunakan tanda-tanda ini setiap hari, sedikit yang tahu nama-nama mereka atau sejarah di baliknya. Memahami bagaimana mereka bekerja dapat mempermudah pembelajaran bahasa dan meningkatkan pengucapan Anda.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi secara rinci apa itu Dakuten dan Handakuten, bagaimana keduanya muncul dan bagaimana mereka mempengaruhi pengucapan karakter kana. Kami juga akan menjelaskan beberapa situasi menarik di mana simbol-simbol ini muncul dan bagaimana mereka membentuk bahasa Jepang modern.

Indeks Konten
Dakuten dan Handakuten, apa itu?
Konsep Mendefinisikan
Dakuten, juga dikenal sebagai "tenten", adalah dua tanda kutip kecil (゛) yang muncul di sudut kanan atas karakter kana untuk menunjukkan bahwa suaranya berubah. Misalnya, suku kata "ka" (か) berubah menjadi "ga" (が) dengan penambahan Dakuten, mengubah cara suara dihasilkan, dari bisu menjadi nyaring.
Sudah Handakuten adalah lingkaran kecil (゜) yang mengubah suku kata yang dimulai dengan "H", mengubahnya menjadi suku kata yang dimulai dengan "P". Jadi, "ha" (は) menjadi "pa" (ぱ). Pengenalan simbol ini muncul pada abad ke-16, ketika misionaris Portugis, yang bingung dengan ketiadaan tanda yang menunjukkan perubahan suara, menyarankan adopsi sistem diferensiasi untuk membuat bahasa menjadi lebih praktis.

Contoh Tabel
Di bawah ini adalah contoh semua keluarga Hiragana dan Katakana yang mendukung Dakuten dan Handakuten:
KANA | DAKUTEN | HANDAKUTEN |
---|---|---|
か (ka) | が (ga) | か゚ (nga) - raramente usado |
さ (sa) | ざ (za) | - |
た (ta) | だ (da) | - |
は (ha) | ば (ba) | ぱ (pa) |
Dakuten dan Handakuten selalu ditempatkan di sudut kanan atas karakter, seperti yang ditunjukkan di atas.

Vの音(おと)
Dalam katakana, Dakuten memainkan peran yang menarik dalam mewakili suara “V”, sesuatu yang tidak ada dalam bahasa Jepang tradisional. Untuk menciptakan suara ini, karakter ウ (u) menerima Dakuten, membentuk simbol ヴ (vu). Karakter ini dapat dipadukan dengan vokal kecil untuk membentuk suku kata seperti ヴァ (va) dan ヴィ (vi).
Namun, penggunaan bunyi “V” masih jarang, dan banyak orang Jepang lebih memilih menggantinya dengan “B” ketika mengucapkan kata-kata asing, karena “V” tidak cocok secara alami dalam fonetika bahasa. Adalah umum untuk mendengar “beer” alih-alih “veer” ketika berbicara tentang kata-kata pinjaman.
Penggunaan Menarik dan Suara yang Berbeda
不思議なダクテンのミステリー
Jika Anda telah mempelajari bahasa Jepang untuk sementara waktu, Anda mungkin pernah menemukan kombinasi aneh seperti ま゛ (ma゛), い゛ (i゛), atau な゛ (na゛). Simbol-simbol ini tidak mengubah bunyi aslinya, tetapi digunakan dalam konteks yang sangat spesifik untuk menunjukkan bunyi yang terdistorsi atau ekspresi vokal.
Mengapa ini terjadi? Dakuten ini dapat melambangkan emosi atau perubahan dalam suara, seperti:
- 涙を流すか嘆く: Suara terdistorsi yang mewakili isakan seseorang yang menangis.
- 叫ぶか痛むか: Indikasi suara yang bergetar atau pecah akibat usaha.
- Sakari ga arukoto to nemurenai koto: Menunjukkan bahwa suara terdengar terengah-engah atau tidak teratur.

Isso mempengaruhi pengucapan?
Pronunsi kana dengan Dakuten misterius tetap sama, tetapi konteks penggunaannya mengubah nada bicara. Misalnya, penggunaan penanda ini dalam manga dan anime menunjukkan bahwa karakter berada dalam situasi emosional atau fisik yang ekstrem. Ini adalah sumber gaya untuk memberikan lebih banyak kehidupan pada narasi.
Pentingnya Budaya dan Sejarah
Eksistensi Dakuten dan Handakuten adalah bukti bagaimana bahasa Jepang telah berevolusi untuk menjadi lebih dapat dipahami dan fungsional. Mereka menyederhanakan cara suara dibedakan dan memfasilitasi integrasi kata-kata asing ke dalam bahasa. Saat ini, tanda-tanda ini adalah bagian penting dari tulisan dan pembelajaran bahasa Jepang.
Dakuten dan Handakutenについてもっと学ぶのは楽しかったですか?これらのマーカーについての経験や面白い例があれば、下にコメントを残してください!これは、日本語の他の学習者とつながり、知識を広げる素晴らしい方法です。