Budaya Jepang kaya akan simbolisme, dan angka bukanlah pengecualian. Berbeda dengan Barat, di mana angka umumnya membawa makna netral, di Jepang, banyak di antaranya memiliki konotasi positif atau negatif karena pengucapannya, asosiasi budaya, dan bahkan pengaruh Buddha dan Shinto. Simbolisme ini mempengaruhi mulai dari arsitektur hingga kehidupan sehari-hari orang Jepang.
Apakah Anda pernah mendengar bahwa angka tertentu dihindari di rumah sakit dan hotel di Jepang? Atau bahwa beberapa kombinasi angka digunakan untuk menyampaikan pesan rahasia? Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna angka Jepang, dari yang paling ditakuti hingga yang paling menguntungkan.
Baca juga: Angka Jepang - Panduan Lengkap
Indeks Konten
Angka 1 dalam Bahasa Jepang (一 - Ichi)
Angka 1 (一 - Ichi) melambangkan awal dan keunikan. Ini adalah dasar dari semua angka lainnya dan melambangkan permulaan baru. Dalam bahasa Jepang, "ichi" digunakan dalam berbagai ungkapan yang menunjukkan keutamaan atau sesuatu yang unik. Misalnya, "ichiban" berarti "yang pertama" atau "yang terbaik". Tidak ada catatan tentang konotasi negatif yang terkait dengan angka 1 dalam budaya Jepang.
Selain itu, nomor 1 sering dikaitkan dengan ide kesatuan dan individualitas. Dalam konteks religius, itu dapat mewakili konsep satu Tuhan atau entitas tertinggi. Dalam agama Buddha, misalnya, pencarian pencerahan adalah perjalanan individu, mencerminkan pentingnya "satu" sebagai simbol keunikan dan tujuan pribadi.
Angka 2 dalam Bahasa Jepang (二 - Ni)
Angka 2 (二 - Ni) melambangkan dualitas dan keseimbangan. Ini umum dalam konteks yang melibatkan pasangan, seperti "futago" (kembar) atau "meoto" (pasangan). Pengucapan "ni" tidak memiliki asosiasi negatif yang dikenal dalam budaya Jepang. Sebaliknya, pasangan sering kali dilihat sebagai simbol harmoni dan kerja sama.
Dalam arsitektur tradisional Jepang, banyak elemen dirancang dalam pasangan untuk menciptakan simetri dan keseimbangan estetika. Misalnya, singa penjaga "komainu" biasanya ditempatkan dalam pasangan di pintu masuk kuil Shinto, mewakili perlindungan dan keseimbangan antara kekuatan yang berlawanan.
Angka 3 dalam bahasa Jepang (三 - San)
Angka 3 (三 - San) dianggap auspicious dan hadir dalam berbagai tradisi budaya dan agama. Dalam Shinto, misalnya, "Sanshu no Jingi" merujuk pada tiga harta suci: cermin, pedang, dan permata, yang melambangkan kebajikan seperti kebijaksanaan, keberanian, dan kedermawanan.
Selain itu, angka 3 muncul dalam ungkapan idiomatik Jepang, seperti "Mikka Bouzu", yang menggambarkan seseorang yang menyerah setelah tiga hari, menyoroti pentingnya komitmen dan ketekunan. Kehadiran angka 3 dalam berbagai aspek budaya memperkuat posisinya sebagai angka keberuntungan dan keseimbangan.
Angka 4 dalam Bahasa Jepang (四 - Shi/Yon)
Nomor 4 (四 - Shi/Yon) sering dihindari karena pengucapannya "shi", yang merupakan homofon dari kata "kematian" (死). Asosiasi negatif ini membuat banyak tempat, seperti rumah sakit dan hotel, menghilangkan lantai empat atau nomor kamar 4 untuk menghindari takhayul yang terkait dengan kematian.
Untuk menghindari konotasi negatif ini, pengucapan alternatif "yon" banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat menghitung objek atau menunjukkan nomor telepon, "yon" lebih disukai untuk menghindari asosiasi yang tidak diinginkan dengan kematian.

Angka 5 dalam Bahasa Jepang (五 - Go)
Angka 5 (五 - Go) memiliki berbagai makna dalam budaya Jepang. Angka ini terkait dengan lima elemen tradisional: kayu, api, tanah, logam, dan air, yang membentuk dasar filosofi timur dan mewakili berbagai aspek dari alam dan kehidupan.
Selain itu, angka 5 memiliki makna yang signifikan dalam kuliner Jepang. Filosofi "goshiki" menekankan penggabungan lima warna (merah, hijau, kuning, putih, dan hitam) dalam sebuah hidangan, dengan tujuan menyeimbangkan nutrisi dan memberikan pengalaman yang secara visual menyenangkan.
Angka 6 dalam bahasa Jepang (六 - Roku)
Nomor 6 (六 - Roku) tidak memiliki konotasi yang secara khusus positif atau negatif dalam budaya Jepang. Itu dianggap sebagai angka netral dan secara luas digunakan dalam konteks sehari-hari tanpa asosiasi supranatural yang signifikan.
Namun, dalam beberapa praktik esoterik, seperti dalam Buddhisme esoterik, angka 6 dapat mewakili enam kerajaan keberadaan, mencerminkan berbagai keadaan hidup dan kesadaran yang dapat dilalui oleh sebuah jiwa.
Angka 7 dalam bahasa Jepang (七 - Shichi/Nana)
Angka 7 (七 - Shichi/Nana) dianggap sebagai angka keberuntungan di Jepang. Angka ini hadir dalam berbagai tradisi budaya dan agama, seperti festival "Shichi-Go-San", yang dirayakan pada 15 November, untuk merayakan pertumbuhan sehat anak-anak yang berusia tiga, lima, dan tujuh tahun.
Selain itu, angka 7 dikaitkan dengan "Tujuh Dewa Keberuntungan" (Shichifukujin), yang sering dirayakan selama Tahun Baru, melambangkan keberuntungan dan kemakmuran untuk tahun yang akan datang.

Angka 8 dalam Bahasa Jepang (八 - Hachi)
Angka 8 (八 - Hachi) dianggap menguntungkan karena bentuknya yang lebar di dasar, melambangkan pertumbuhan dan kemakmuran. Representasi visual ini menyarankan ekspansi terus-menerus, yang menjadi alasan mengapa banyak bisnis dan individu lebih suka menggabungkan angka 8 dalam alamat, nomor telepon, dan aspek lain dari kehidupan sehari-hari.
Selain itu, angka 8 sering diasosiasikan dengan acara olahraga dan kompetisi di Jepang, melambangkan tantangan dan pencarian kesuksesan. Popularitas angka 8 juga tercermin dalam tanggal-tanggal spesial dan perayaan yang terjadi pada hari kedelapan bulan.
Angka 9 dalam bahasa Jepang (九 - Ku/Kyuu)
Angka 9 (九 - Ku/Kyuu) dihindari dalam konteks tertentu karena pengucapan "ku" yang terdengar mirip dengan kata "penderitaan" atau "siksaan" (苦). Asosiasi negatif ini membuat beberapa orang menghindari penggunaan angka 9 dalam situasi seperti hadiah atau penunjukan kamar.
Untuk mengurangi konotasi tersebut, pengucapan alternatif "kyuu" sering digunakan. Namun, dalam konteks formal atau dalam situasi di mana superstisi dianggap, angka 9 dapat sepenuhnya dihilangkan atau diganti untuk menghindari asosiasi yang tidak menguntungkan.
Angka 10 dalam Bahasa Jepang (十 - Juu)
Angka 10 (十 - Juu) melambangkan kesempurnaan dan kebaikan, mewakili puncak dari siklus yang lengkap. Di Jepang, angka 10 sering diasosiasikan dengan peringkat dan klasifikasi, menunjukkan tingkat pencapaian atau kualitas tertinggi.
Selain itu, angka 10 memiliki makna spiritual, mewakili persatuan antara dunia material dan spiritual. Dualitas ini tercermin dalam penulisan kanji "十", yang terdiri dari dua garis yang bersilangan, melambangkan pertemuan antara berbagai dimensi atau aspek keberadaan.
Angka Jepang Lainnya
Orang Jepang menggunakan angka secara simbolis bahkan untuk menciptakan pesan yang dikodekan. Contoh terkenal adalah penggunaan kombinasi angka untuk mengekspresikan kata-kata atau perasaan, berdasarkan kesamaan bunyi.
- 39 (San-kyuu): Terdengar seperti pengucapan "Thank you" dalam bahasa Inggris, digunakan untuk mengekspresikan rasa terima kasih.
- 4649 (Yo-ro-shi-ku, 宜しく): Berarti "mengandalkanmu" atau "senang bertemu".
- 520 (Go-ni-rei)Ingat "goni-rei" (愛してる, Aishiteru), yang berarti "Aku mencintaimu".
Penggunaan angka ini umum dalam pesan teks dan plat kendaraan yang dipersonalisasi. Saya harap artikel ini telah menjelaskan makna angka Jepang.