10 fakta menarik tentang samurai yang tidak kamu ketahui

Lainnya

Untuk Kevin

Samurai secara luas dikenal sebagai pejuang paling ikonik dalam sejarah Jepang. Mereka muncul selama periode feodal Jepang sebagai tanggapan atas pertempuran internal yang terus-menerus terjadi di negara itu, yang sebagian besar berasal dari perselisihan teritorial antara para penguasa feodal. Karena kebutuhan untuk melindungi tanah mereka, para penguasa feodal (dikenal sebagai daimyo) dan kekaisaran Jepang sendiri bergantung pada bantuan samurai.

Meskipun mereka sering digambarkan sebagai pejuang yang terhormat dan tak kenal takut, fungsi utama mereka adalah untuk melindungi kepentingan aristokrasi dan daimyo, serta mengumpulkan pajak. Kode yang memandu tindakan mereka adalah bushido, atau "cara prajurit", yang menekankan nilai-nilai seperti kesetiaan, disiplin diri, rasa hormat, dan etika. Banyak samurai juga menganut ajaran Buddha Zen, mencari keseimbangan dan ketenangan dalam hidup mereka.

Puncak dari kelas samurai terjadi pada zaman Edo (1603-1867), ketika mereka mengukuhkan diri sebagai elit militer dan sosial Jepang. Bersenjatakan pedang, busur dan anak panah, mereka menjadi simbol budaya dan tradisi Jepang yang abadi.

Kebiasaan tentang samurai

Terlepas dari gambaran stereotip yang ditampilkan oleh banyak film dan cerita, samurai adalah kelas yang kompleks dengan banyak aspek yang tidak banyak diketahui. Di bawah ini, kami menjelajahi sepuluh fakta menarik tentang para pejuang ini:

1. Tidak semua samurai berasal dari elit

Meskipun samurai umumnya dilihat sebagai anggota elit, tidak semuanya berasal dari kelas tersebut. Banyak prajurit sebenarnya adalah ashigaru, petani yang bergabung dengan angkatan bersenjata daimyo. Para pejuang ini, meskipun kurang bergengsi, memainkan peran penting dalam pertempuran, dilatih untuk bertempur, terutama selama periode perang.

2. Samurais Kristen

Dengan kedatangan para misionaris Yesuit di Jepang, beberapa daimyo berpindah agama menjadi Kristen untuk mendapatkan akses ke teknologi militer Eropa. Arima Harunobu, misalnya, menggunakan meriam Eropa dalam pertempurannya. Daimyo Kristen lainnya, Don Justo Takayama, memilih untuk mengasingkan diri daripada meninggalkan keyakinannya ketika Jepang mulai menganiaya orang-orang Kristen.

3. Strategi mundur

Meskipun kode kehormatan samurai menekankan pertempuran sampai mati, strategi seperti mundur taktis digunakan untuk memancing musuh masuk ke dalam perangkap. Contoh yang terkenal adalah klan Shimazu, yang menggunakan senjata api dan taktik mundur palsu untuk mengejutkan musuh dalam penyergapan.

4. Nama untuk pedang

Para samurai, mereka percaya bahwa pedang mereka memiliki roh dan, oleh karena itu, mereka memberi nama. Pedang chokuto merupakan salah satu yang tertua, tetapi katana akhirnya menjadi yang paling terkenal. Selain pedang, samurai juga menggunakan busur, anak panah, dan, kemudian, senjata api.

Muramasa - pedang terkutuk

5. Samurais bajak laut

Pada abad ke-13, kombinasi dari hasil panen yang buruk dan krisis keuangan di Jepang membuat banyak ronin (samurai tanpa tuan) beralih menjadi bajak laut. Mereka bergabung dengan kelompok kriminal yang mengeksploitasi kelemahan sistem pengawasan, melakukan penjarahan di sepanjang pantai Jepang dan Asia.

6. Samurai wanita

Meskipun sebagian besar samurai terdiri dari pria, wanita juga memainkan peran penting. Dikenal sebagai onna-bugeisha, para pejuang ini dilatih dalam seni bela diri dan bertempur di samping pria pada saat-saat kebutuhan. Meskipun relevansi mereka, mereka sering kali kurang disebutkan dalam catatan sejarah.

Tomoe gozen - kisah prajurit samurai

7. Pameran kepala yang dipenggal

Sebagai bagian dari tradisi samurai, memajang kepala musuh yang dikalahkan adalah bukti bahwa tugas telah selesai. Kepala-kepala ini diperlihatkan kepada daimyo dan kemudian dipajang dengan nama korban dan pembunuhnya, yang melambangkan kehormatan prajurit.

8. Pendidikan di luar perang

Samurai bukan hanya prajurit; mereka juga sangat berpendidikan. bushido mengharuskan samurai untuk mengasah diri mereka dalam berbagai disiplin ilmu, seperti matematika, kaligrafi, puisi, dan lukisan. Ini membedakan mereka dari prajurit lainnya, seperti kesatria Eropa, yang jarang menerima pendidikan formal.

9. Armor fungsional

Baju zirah samurai dirancang untuk menawarkan mobilitas dan perlindungan. Tidak seperti baju besi berat di Eropa, baju besi samurai memungkinkan kelincahan yang lebih besar tanpa mengorbankan kekuatan. Efisiensi ini adalah contoh bagaimana teknologi Jepang selalu memprioritaskan fungsionalitas.

Temukan museum samurai di tokyo

10. Topeng menyeramkan

Selain melindungi wajah para pejuang, topeng yang dikenakan oleh para samurai dirancang untuk mengintimidasi musuh-musuh mereka. Mereka sering kali memiliki ekspresi yang menakutkan, yang menginspirasi rasa takut di medan perang. Topeng-topeng ini bahkan memengaruhi penciptaan tampilan karakter ikonik seperti Darth Vader.

Kode kehormatan para samurai

Kode kehormatan samurai lebih dari sekadar panduan untuk bertempur. Kode ini memandu setiap aspek kehidupan para pejuang ini. Salah satu ritual yang paling mencolok adalah penempaan pedang, yang dilakukan dengan cara yang sakral, dengan dedikasi yang mencerminkan pentingnya pedang bagi para samurai. Selain itu, keinginan untuk mati secara terhormat sudah tertanam dalam budaya samurai. Dalam pertempuran, para prajurit dilatih untuk selalu menghadapi musuh secara langsung, bahkan ketika mereka mengalami kekalahan.

Kesimpulan

Samurai adalah bagian mendasar dari sejarah Jepang, meninggalkan warisan kehormatan, disiplin, dan keberanian yang masih bergema dalam budaya modern. Meskipun sering digambarkan dengan cara yang disederhanakan atau dilebih-lebihkan dalam produksi hiburan, kisah nyata samurai sangat kaya dan kompleks, menawarkan pelajaran tentang etika, kesetiaan, dan peran perang dalam membentuk masyarakat.

Artikel ini berusaha mengeksplorasi sejarah samurai secara lebih mendalam, mengoreksi kesalahpahaman dan menambahkan rincian tentang asal-usul, adat istiadat, dan keingintahuan mereka.